Senin, 02 Mei 2011

Rumah 1000 Cermin ( Kisah Inspiratif)

Rumah 1000 Cermin
Jaman dahulu, di suatu desa terpencil di Jepang , ada sebuah tempat yg dikenal dgn rumah "1000 cermin ".

Seekor anjing kecil yg selalu tersenyum ,
Senang mendengar tentang rumah tersebut.
Ia putuskan untuk mengunjungi tempat itu.

Setibanya di sana, dengan gembira ia melompati anak tangga rumah menuju pintu masuk.
Ia masuk ke rumah tersebut dengan telinga mendongak ke atas & mengibas2kan ekornya.
Ketika masuk, ia terkejut karena melihat dirinya bersama dengan 1000 ekor anjing kecil lain yg mengibas2kan ekornya.
Lalu Ia memberi senyum ramah & 1000 ekor anjing kecil lainnya pun membalas dengan tersenyum ramah.
Setelah meninggalkan rumah itu, ia berkata kepada dirinya sendiri, “Tmpt ini sangat menyenangkan. Aku akan kembali lagi & sering bermain ke sini“.

Pada suatu hari, di desa yg sama, ada seekor anjing kecil lain yang pemarah yang juga mengunjungi rumah tersebut.
Ketika ia masuk, ia melihat 1000 ekor anjing kecil dengan wajah tak bersahabat yang sedang memandangnya, lalu ia mulai menggeram.
Dengan perasaan takut, ia melihat 1000 ekor anjing kecil lain menggeram kepada nya.
Ketika meninggalkan rumah tersebut, ia berkata kepada dirinya sendiri, “Tempat ini sangat menakutkan. Aku tdk akan pernah kembali lagi ke sana”.

Hidup adalah cermin...
Pengalaman dan wajah-wajah yg kita lihat di dunia ini adalah pantulan dari apa yang sering kita lakukan dan perbuat.
Kita akan menuai dari apa yang kita tabur

Bayangan apakah yang kau lihat pada kehidupanmu dan dari wajah orang2 yg kau temui ?


SALAH KIRA (Kisah Inspiratif)

Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat diperlukan, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain?"

Sang guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu. "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun sambil tetap tersenyum arif berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu bergegas pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya ‘para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar' yang menilai demikian. Namun tidak bagi ‘pedagang emas'."

"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses, wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar