Minggu, 14 Agustus 2011

Inilah Kisah Tim Gabungan Memburu Nazaruddin

Inilah Kisah Tim Gabungan Memburu Nazaruddin
MINGGU, 14 AGUSTUS 2011 | 03:28 WIB
Besar Kecil Normal
Pesawat Gulfstream yang membawa M Nazaruddin tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta (13/8) malam. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim Pemburu Muhammad Nazaruddin mengklaim tidak ujug-ujug (tiba-tiba) saja mengetahui keberadaan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu di Kolombia. Mereka menyebut telah mendeteksi posisi Nazar sejak di di Dominika Commonwealth. Sejumlah tim bahkan sudah dikirim untuk membuntuti Nazar, yang diketahui memakai paspor atas nama Muhammad Syarifuddin, diketahui berada di Kolombia, dan ditangkap polisi setempat.

Kronologi itu disampaikan Ketua Tim Penjemput Brigadir Jenderal Polisi Anas Yusuf dan anggotanya, Rohadi Iman Santosa, dari Direktorat Jenderal Imigrasi dalam jumpa pers di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sabtu 13 Agustus 2011. Jumpa pers dihadiri Ketua KPK Busyro Muqoddas bersama empat pimpinan KPK lainnya dan Kabareskrim Komisaris Jenderal Polisi Sutarman dan anggota tim penjemput lainnya.

“Jadi pengejaran itu tidak ujug-ujug,” kata Anas Yusuf. "Kami sudah cukup lama mengikuti dengan investigasi dan teknis kepolisian, sehingga tim tahu persis di mana yang bersangkutan berada.”

Menurut Anas Yusuf, salah satu petunjuk yang dipakai tim penyidik adalah tayangan komunikasi visual Nazaruddin dengan layanan aplikasi Skype bersama jurnalis warga Iwan Piliang. Anas mengaku timnya cukup ulet, sehingga tahu posisi Nazaruddin waktu itu berada di Dominika.

"Kami beranjak dari dengan fakta yang ada," kata Anas Yusuf. "Kami tahu kapan dia datang ke Dominika dan terus meninggalkan Dominika. CCTV-nya ada semua. Terus kami cek hotel bersangkutan," tuturnya lagi.

Dari situ, kata Rohadi Iman Santosa, tim menerima informasi akurat kalau Nazaruddin memasuki Kolombia. Tim dari Mabes Polri terbang dulu menuju Dominika untuk melacak dan memburu Nazaruddin lebih lanjut.



Inilah kronologinya.

27 Juli 2011

Tim pemburu Nazaruddin berangkat menuju Dominika dengan pesawat komersial dari Jakarta. Tim ke Singapura terlebih dahulu kemudian ke Tokyo-Atlanta-New York-Puertorico-Antigua-Dominika.

29 Juli 2011

Tim tiba di Dominika dan bergabung dengan tim advance yang dipimpin Komisaris Besar Polisi Sugeng, SLO dari KBRI Washington DC. Proses pengumpulan data dilakukan. Hasilnya, terdeteksi dua nomor telepon yang dipakai Nazaruddin saat di Dominika.

Pengamatan CCTV di Port Autority Dominika juga menghasilkan Nazaruddin ke Dominika. Semula tak diketahui Nazar memakai paspor atas nama siapa karena paspornya sudah ditarik Imigrasi.

Dari rekam jejak dokumen General Declaration (dokumen yang memuat nama-nama awak pesawat yang dipakai dan orang yang ada di dalam pesawat) ditemukan nama Neneng Sri Wahyuni. "Kami mencari dengan patokan Nazaruddin berangkat dengan istrinya,” kata Rohadi.

Dalam daftar itu ditemukan nama Syarifuddin dan beberapa orang lainnya. Akhirnya diketahui bahwa Nazaruddin memakai paspor atas nama Syarifuddin. Dia didampingi Neneng Sriwahyuni, Nazir Rahmat, dan Eng Kiam Lim. Mereka masuk ke Dominika pada 18 Juli 2011 dan menginap di dua tempat penginapan.

Pada 23 Juli, Nazar keluar dari Dominika. Nazar cs terbang menuju Kolombia pakai pesawat carter.

Tim mengontak Interpol Kolombia dan memberi tahu bahwa Nazaruddin masuk Kolombia memakai paspor Syarifuddin. “Tim advance di sana menemukan dua nomor telepon yang telah dideteksi melakukan komunikasi di situ,” kata Rohadi. ”Kami bekerja sama dengan CID."

6 Agustus 2011

Tim bergerak menuju Kolombia. Namun ketika sedang transit tim mendapat kabar bahwa Nazaruddin telah tertangkap di Kolombia pada 6 Agustus 2011. Nazaruddin ditangkap sendirian sedangkan istrinya tidak ditemukan. Saat ditangkap Nazaruddin melakukan dua pelanggaran: pelanggaran kriminal dan keimigrasian.

8-11 Agustus 2011

Tim bergerak cepat untuk segera memulangkan Nazaruddin ke Indonesia. Menurut Rohadi, tim pun mengambil kesepakatan dengan Pemerintah Kolombia untuk mengambil jalan tengah dengan melakukan deportasi terhadap Nazaruddin.

“Kami melakukan pembicaraan dengan Kementerian Luar Negeri Kolombia dan Kejaksaan Agung di sana untuk memulangkan Nazaruddin secepatnya,” ujarnya. "Jadi, kami mengambil jalan tengah. Nazaruddin dipulangkan dengan cara efusi (pengusiran) dengan tenggang waktu yang terbatas.”

Setelah itu tim pun bergerak cepat untuk mengurus pemulangan Nazaruddin dengan mencarter pesawat, sehingga Nazaruddin bisa hadir kembali di Indonesia pada Sabtu 13 Agustus 2011. Nazaruddin pun langsung dibawa ke Mako Brimob, kemudian dibawa ke KPK untuk dilakukan pemeriksaan awal.

WDA | TRI SUHATMAN

Gunung Karangetang Berstatus Siaga


SENIN, 08 AGUSTUS 2011 | 17:32 WIB
Besar Kecil Normal
Gunung Karangetang

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Senin, 8 Agustus 2011, ditingkatkan statusnya dari waspada menjadi siaga. "Statusnya meningkat menjadi siaga pada 8 Agustus WITA," ujarnya dalam siaran persnya Senin, 8 Agustus 2011.

Radius bahayanya kini mencapai 2 kilometer. "Belum perlu ada pengungsian," ujar Sutopo. Soalnya, hingga batas 2 kilometer belum ada pemukiman penduduk.

Menurut Sutopo, Karangetang adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Data menunjukkan sejak 1675 gunung itu sudah 40 kali memuntahkan lahar dan lava.

Pada letusan tahun 1997 tercatat tiga orang korban meninggal. Sementara pada letusan 4 Agustus 2010 terdapat empat orang hilang selama proses evakuasi.

Tahun ini, Karangetang juga sempat meletus pada 18 Maret 2011. Awan panas dan guguran lava telah merusak satu jembatan dan rumah warga.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi Surono mengatakan saat ini 18 gunung api dalam kondisi bahaya. Dua gunung berstatus Siaga yaitu Gunung Lokon (Sulawesi Utara) dan Gunung Ibu (Maluku Utara). Tapi kini sejak status Gunung Karangetang jadi siaga, maka kini total ada tiga gunung yang berstatus siaga. Adapun total gunung api di Indonesia ada 127 gunung.

Guguran Lava Mulai Terjadi di Gunung Soputan

MINGGU, 14 AGUSTUS 2011 | 19:48 WIB Besar Kecil Normal Gunung Soputan (1783 meter dpl) menyemburkan lava pijar dengan ketinggian 1000-1500 meter di Minahasa, Sulawesi Utara, Senin (6/10) malam. ANTARA/Basrul Haq TEMPO Interaktif, Manado -Aktifitas Gunung Soputan yang terletak di kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara malam ini kembali meningkat. Sejak pukul 18.00 WITA tadi, guguran lava panas mulai keluar dari kawah gunung. Dari patauan Tempo, guguran lava ini masih terus terjadi hingga pukul 20.00 WITA. Kepala Pos Pemantau Gunung Soputan Sandy Manengkey kepada TEMPO mengatakan, guguran lava panas Gunung Soputan ini mencapai 500 meter hingga 750 meter dari bibir kawah. "Guguran lava panas ini mulai terpantau keluar dari Gunung Soputan pada pukul 18.00 WITA dan hingga kini terus merembes hingga mencapai 750 meter dari kawah," katanya, Ahad, 14 Agustus 2011. Sandy memperkirakan guguran lava ini masih aka terus terjadi dan meluas. Sebab, getaran-getaran masih terekam dalam alat seismograf. Getaran amplitude pada alat ini mencatat angka maksimal 44 milimeter. Meski begitu, kata Sandy, masyarakat belum perlu diungsikan mengingat batas minimum daerah aman masih di angka 6 kilometer. Sedangkan jarak aktivitas dan pemukiman warga ada pada jarak di 8 kilometer. "Guguran lava masih di angka 750 meter, makanya kami belum menginstruksikan untuk mengungsi. Tetapi tetap siaga dan siap untuk mengungsi jika sampai aktivitasnya meninggi," kata Sandy. MINGGU, 14 AGUSTUS 2011 | 19:48 WIB Besar Kecil Normal Gunung Soputan (1783 meter dpl) menyemburkan lava pijar dengan ketinggian 1000-1500 meter di Minahasa, Sulawesi Utara, Senin (6/10) malam. ANTARA/Basrul Haq TEMPO Interaktif, Manado -Aktifitas Gunung Soputan yang terletak di kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara malam ini kembali meningkat. Sejak pukul 18.00 WITA tadi, guguran lava panas mulai keluar dari kawah gunung. Dari patauan Tempo, guguran lava ini masih terus terjadi hingga pukul 20.00 WITA. Kepala Pos Pemantau Gunung Soputan Sandy Manengkey kepada TEMPO mengatakan, guguran lava panas Gunung Soputan ini mencapai 500 meter hingga 750 meter dari bibir kawah. "Guguran lava panas ini mulai terpantau keluar dari Gunung Soputan pada pukul 18.00 WITA dan hingga kini terus merembes hingga mencapai 750 meter dari kawah," katanya, Ahad, 14 Agustus 2011. Sandy memperkirakan guguran lava ini masih aka terus terjadi dan meluas. Sebab, getaran-getaran masih terekam dalam alat seismograf. Getaran amplitude pada alat ini mencatat angka maksimal 44 milimeter. Meski begitu, kata Sandy, masyarakat belum perlu diungsikan mengingat batas minimum daerah aman masih di angka 6 kilometer. Sedangkan jarak aktivitas dan pemukiman warga ada pada jarak di 8 kilometer. "Guguran lava masih di angka 750 meter, makanya kami belum menginstruksikan untuk mengungsi. Tetapi tetap siaga dan siap untuk mengungsi jika sampai aktivitasnya meninggi," kata Sandy.

Kamis, 04 Agustus 2011

Bagaimana Memahami Arti Mimpi?

KOMPAS.com - Mimpi merupakan bunga tidur yang masih jadi misteri. Di pandang dari sisi kesehatan, mimpi dianggap penting untuk daya ingat juga restorasi mental seseorang.
Ada banyak teori mengapa kita bermimpi, tetapi pada umumnya para pakar menilai mimpi adalah cara otak kita memahami semua informasi yang secara tidak sadar kita serap sepanjang hari.
Menurut Ian Wallace, psikolog dan pengarang buku The Top 100 Dreams, makin kita bersemangat mengingat mimpi, makin mudah kita memahami maknanya. Untuk melakukannya, misalnya sebelum tidur Anda bisa berkata pada diri untuk mengingat isi mimpi.
Saat kita terbangun dan bergerak, adegan mimpi akan hilang. Dalam 5 menit, 50 persen mimpi akan lenyap dan dalam 10 menit seluruhnya hilang. Karena itu cobalah diam sejenak saat kita membuka mata, biasanya apa yang kita impikan dalam tidur akan kembali.
Wallace menjelaskan, mimpi yang paling sering muncul adalah dikejar-kejar. Ini berarti ada beberapa hal yang ingin kita kontrol, tetapi tak ada keberanian untuk melakukannya.
Mimpi kedua yang juga sering dialami adalah gigi patah atau lepas, yang berarti Anda mengalami keragu-raguan. Ketiga adalah bermimpi mencari-cari toilet yang berarti Anda selalu berusaha mengurusi kebutuhan orang lain dibanding diri sendiri.
Mimpi lain yang kerap hadir adalah telanjang di muka umum yang berarti Anda sedang merasa tidak berdaya. Belum punya persiapan untuk ujian atau tugas penting juga sering membuat kita bermimpi telanjang.
Bila dalam mimpi Anda merasa terbang, itu berarti Anda ingin membebaskan diri dari sesuatu masalah. Jika Anda bermimpi jatuh, berarti Anda butuh rileksasi dan melepaskan.
Mimpi menaiki kendaraan yang tidak bisa dikendalikan dan juga datang terlambat menurut Wallace berarti dalam hati sebenarnya kita merasa tak mampu memenuhi ambisi dan kehilangan kesempatan. Sementara itu jika kita bermimpi menemukan ruangan yang asing di rumah, bisa diartikan kita sedang bingung mencari bakat diri.